SAINT LOCO
Jagad rock tanah air seakan tak berhenti melahirkan band-band
spektakuler untuk melaju ke barisan terdepan. Salah satunya adalah Saint
Loco, band yang mengawali karirnya di kancah rock tanah air pada tahun
2004 dengan debut album bertajuk Rock Upon A Time. Album ini menjadi
awal langkah sukses Saint Loco mengenalkan dirinya ke publik dengan
mengusung lagu-lagu berkekuatan hip-rock. Berbagai penghargaan berhasil
mereka sabet diantaranya adalah; Best Rock Album versi Majalah Hai tahun
2005 dan Rock Best Of The Year Album versi I-Radio tahun 2005. Single
"Microphone Anthem", yang menjadi unggulan mereka kala itu, berhasil
mengejawantahkan Saint Loco sebagai penerus generasi musik rock
Indonesia .
Di bulan September 2006, MTV mengganjar mereka dengan predikat MTV
EXCLUSIVE ARTIST for SEPTEMBER. Album kedua mereka yang bertajuk Vision
For Transition dirilis dibulan yang sama. Sebuah album yang
menggambarkan progresi dari musikalitas keenam anak super kreatif; Iwan
(gitaris), Gilbert (bassis), Nyonk (drummer), Tius (the spinner), Joe
(vokalis) dan Berry (MC). Ini sebagai satu pegangan bahwa nama Saint
Loco masih punya kekuatan untuk musik rock yang berkualitas.
Another Vision for Indonesia Rock Concept
Lewat album keduanya, Vision For Transition, Saint Loco menawarkan
konsep musik yang lebih berani. Dari kulit albumnya (baca: cover) sudah
terbaca keberanian Saint Loco dengan memberikan warna-warna berani dan
penempatan yang terbilang tidak umum. Untuk isinya, rock yang dibawakan
mereka kali ini lebih sing-a-long dibandingkan album sebelumnya meski
tensi tonalitas rock mereka tetap tinggi. Dengarkan saja "Kedamaian",
sebuah lagu mellow-rock yang menampilkan seorang vokalis
bjorky-melankolis, Astrid. Lagu ini dibuka dengan dentingan piano dan
dihantarkan dalam beat mid-tempo. Kekuatan lirik bilingual dan karakter
vokal Joe dengan Astrid serta MC Berry menambah padu lagu yang menjadi
single pertama album ini.
Penggarapan album Vision For Transition ini menempuh masa 7 bulan
preproduction serta pengumpulan materi yang dimulai sekitar Agustus 2005
dan dilanjutkan dengan 3 bulan untuk recording dan 1 bulan mixing.
Karena hampir seluruh lagu dalam album Vision For Transition dibuat di
studio pribadi milik DJ Tius, Saint Loco kali ini merasa bisa lebih
mengeksplorasi sound dan berkespresi sebebas mungkin. Dengar saja
"Terapi Energi" dari track 2, sebuah lagu yang menampilkan totalitas
bermain musik ala Saint Loco. ‘It’s the real Saint Loco’.
Mastering album Vision For Transition ini dikerjakan di sebuah studio
bernama Euphonic Masters yang ada di Memphis , Tennese, Amerika Serikat.
Ditangani langsung oleh Brad Blackwood, seorang insinyur tata suara
kenamaan yang pernah menyabet 9 nominasi Grammy Award dan 6 nominasi
Dove Award sejak tahun 1998.
Keberanian lainnya yang ditampilkan Saint Loco adalah permainan emosi
lagu per lagu. Jika disimak dari awal runtutan lagu dalam album Vision
For Transition ini, Anda akan dibawa banging your head lalu diselingi
dengan fase exhaling berganti-gantian. Ini membuat fungsi pendengaran
tidak terganggu dengan bunyi-bunyi yang pekak namun Anda akan dimanja
untuk menikmati petualangan Vision For Transition ini dengan hati
gembira. Mau contoh? Di track 5 kita akan disuguhi permainan kombinasi
antara gitar akuistik dan crunch serta synth-string yang membuai yang
hadir di lagu "Fallin". Beat middle di "Fallin" ini hadir sebagai
penghantar untuk hentakan di track 6, "Get Up". Setelah lelah moshing
dan jejingkrakan, track selanjutnya, "Centro", mengistirahatkan
pendengaran dalam instrumentalia tembang passionate-electronica-sound
sebelum dipecahkan lagi ditrack berikutnya, "Transition". Maka sayang
sekali jika Anda menikmati album ini tidak utuh atau hanya satu atau dua
lagu saja.
Why Vision For Transition Now?
Musik rock di Indonesia terus berkembang ke arah yang positif, thanks to
Godbless! Dan Saint Loco melihat perkembangan ini sebagai motivator
mereka untuk bisa berkreasi lebih. Trend musik rock dunia yang kini
berkembang dengan memasukkan unsur Rap, Punk, New Wave serta electronica
menjadi acuan Saint Loco untuk diterapkan dalam musik mereka. Dengar
saja Vision For Transition yang kini lebih minimum aksi solo melodi
gitar dan cenderung dominan lewat riff atau blocking gitar dan loop.
Konsentrasi album ini pun dipusatkan di lagu yang lebih melodius dan
reffrain yang catchy. "Musik metal telah berubah… ," tandas Saint Loco
tegas.
Maka sambutlah salah satu ikon dari regenerasi musik rock tanah air,
Saint Loco. Lewat Vision For Transition ini mereka kembali menghentak
dan mencoba untuk menelusup kembali dan tampil berbeda dari yang sudah
ada.