Facebook Facebook Facebook

468x60 Ads


Profile Noah

0 comments

Noah



NOAH resmi berdiri melalui konferensi pers yang digelar di Jakarta, tepatnya di Musica Studios pada tanggal 2 Agustus 2012. NOAH terdiri dari lima anggota yaitu Ariel, Uki, Lukman, Reza dan David.  NOAH diartikan sebagai panjang umur, pemberi ketenangan.
Sebelumnya Ariel, Uki, Reza dan Lukman menggunakan nama Peterpan bersama dua anggota terdahulu yaitu Andika dan Indra. Sesuai kesepakatan dengan dua anggota terdahulu, maka Ariel, Uki, Lukman dan Reza tidak lagi menggunakan nama Peterpan setelah album  Sebuah Nama Sebuah Cerita.
Album pertama yang dirilis menggunakan nama NOAH adalah album Seperti Seharusnya yang berisikan 10 lagu dengan single pertama Separuh Aku yang begitu videonya dirilis di Youtube telah berhasil menyedot penonton sebanyak kurang lebih 2 juta viewers dalam waktu 4 minggu.
Logo Noah Band dengan gambar bulu pada bagian tengah huruf A. Bulu ini kini tampak menanjak ke atas. Bulu tersebut bermakna sebagai bagian yang indah pada Noah yang bisa membuat penggemarnya melayang saat mendengar lagu Noah. Bak bulu pada burung yang bisa membuat terbang tinggi. Bulu yang menghadap ke atas bermakna bahwa karir Noah akan selalu lebih baik dari kemarin. Meski banyak rintangan dan halangan dilalui.
NOAH secara resmi mengangkat David sebagai personil tetap NOAH di album ini menambah warna dalam musik NOAH. Launching album Seperti Seharusnya digelar dengan cara yang tidak biasa yaitu dengan menggelar konser di 5 negara dalam waktu 24 Jam. Negara-negara yang dipilih adalah Australia, Hong Kong, Malaysia, Singapore dan Indonesia.
Sebelumnya NOAH pun mengeluarkan sebuah buku Catatan 2010-2012 yang berjudul Kisah Lainnya. Kisah Lainnya mendapatkan sambutan publik yang luar biasa terbukti dengan menjadi best seller di toko buku Gramedia di berbagai kota di Indonesia. Seperti kutipan dalam buku Kisah Lainnya, “Kami akan melanjutkan perjalanan.”. Inilah awal perjalanan Ariel, Uki, Lukman, Reza dan David dengan nama baru yaitu NOAH.

PROFIL SHAGGY DOG

0 comments

SHAGGY DOG





Shaggy Dog was formed in Sayidan, a small neighbourhood on the banks of a suburban river which flows through the heart of Yogyakarta, a quiet and regal city. On the 1st of June 1997, Shaggy Dog consisted of a couple of fun partners: Heru, Richard, Raymond, Bandizt, Lilik and Yoyo’ all of which agreed upon creating their very own special brew of song, ‘Doggy Style’: a mix of ska, reggae, jazz, swing and rock. Vibes from The Cherry Poppin Daddies, Hepcat, Bob Marley, Long Beach Dub Allstars to name a few, along with the ups and downs of daily life, colour the Dog’s sound.

As time went by, the boys played gig after gig, in malls, cafes, headlining college music festivals and in 1999 they released their first self-titled LP, under the management of their own label, ‘Doggy House’. Their debut album sold a staggering 20,000 copies and could be heard all over the archipelago. Due to the demands of touring, the boys threw the book at the man and chucked in their academic ‘careers’ to devote their time solely to the band.

After a hiatus of 2 years, in 2001 Shaggy Dog released their second album ‘Bersama’, with little back-up or support. The album was really a labour of love; the manager pawning his bike, the boys seen busking to raise bus money home. Not as romantic as it sounds…

2003 was to be the break that the boys needed. Head hunted by EMI Indonesia, Shaggy Dog was to turn major. Not only did the deal help their financial situation, cracking a deal with a major label helped them reach the kind of notoriety they could only dream of. Ears all over Asia pricked up and saw the guys being invited to be part of a Japanese compilation, “Asian Ska Foundation” which featured Ska from all over the continent.

Finally, in 2004 the boys got the incredible opportunity to play at the Festival Mundial in Tilburg, The Netherlands invited by the FESTIVAL MUNDIAL PRODUCTION. Not bad for a couple of pissy lads from downtown Yogyakarta!

It sure has been a bumpy ride for Shaggy Dog, filled with blood sweat and tears and plenty of booze. There is sure to be more to come…

from some compilation with the foreign bands and with some good connection, people began to recognize shaggydog,internationally.in 2004,shaggydog signed a tour contract with festival mundial.they hit the road for 14 gigs and 8 cities in holland,and get a chance to records some of their songs in wisselord studio.this studio also records some of the greatest names in history,like the police,Metallica,mick jagger,etc.

because of some reason, in 2005 shaggydog decided to resign from EMI indonesia,this resign causing the delay of upcoming album release. then they decide to join POPS records in 2006, this time the production of the album is totally on their hands.

shaggydog hit the solo tour one more time in holland on march 2006 under the festival mundial production.they hit on the road for 11 cities…

for now shaggydog still working hard to mix a good songs for their next album..all songs recorded at their own studio,Doggyhouse.

PROFIL THIRTEEN

0 comments

THIRTEEN





Thirteen di bentuk pada pertengahan tahun 2006, Raynard dan Bondry bertemu dan ingin membuat sebuah project band yang berbeda dari yang sudah ada, dan ini lah formasi awal Thirteen itu sendiri. Adalah Raynard (scream / growl), Bondry (guitar), Echa (guitar), Dicky (Bass), Adit (drum), dan kemudian kita merasa butuh nuansa keys atau synth maka masuklah Rudy (Key / Synth). Awalnya bernama "Devil May Cry" tetapi karena nama tersebut merupakan nama sebuah game, jadi kita harus mencari nama lain. Dan pada saat itu lah nama kita berubah menjadi "Thirteen". Pada awal mula nya kita sering memainkan / mengcover lagu dari The Devil Wears Prada, Enter Shikari, Horse The Band, etc, maka dari itu secara tidak langsung mereka sangat mempengaruhi musik kita dalam membuat lagu walaupun masing masing personil mempunyai influence dan karakter bermain yg berbeda beda dan kita tidak membatasi masing masing personil dalam menuangkan ide membuat lagu. Seiring berjalanya waktu setelah release album perdana "It's All About Party, Music & Friendship" pada tahun 2008, Echa (guitar) keluar dari "Thirteen". Semenjak saat itu kita memutuskan untuk terus berjalan dengan formasi 5 orang, yaitu Raynard (scream / growl), Bobond (guitar), Dicky (bass), Rudy (keys / synth). Pada pertengahan tahun 2009 Rudye (keys / synth) memutuskan keluar dari Thirteen dikarenakan ingin melanjutkan studi kuliah nya dan pada tahun 2011 Dicky memutuskan keluar dari Thirteen. Lalu beberapa waktu kemudian kita menemukan 2 makhluk bumi lainya, yaitu Jodi (bass & clean voc) yang juga vocalist dari "Milky Way" , dan Eponk (keys / synth) . Dengan formasi yang sekarang ini kita akan tetap memberikan warna musik yang berbeda, dengan tetap memasukan beberapa unsur musik seperti Metalcore, Hardcore, Post Hardcore, Pop, Punk, Rock, Disco, Electro, etc. Or you can called it “Whatevercore”

PROFIL SAINT LOCO

0 comments

SAINT LOCO




Jagad rock tanah air seakan tak berhenti melahirkan band-band spektakuler untuk melaju ke barisan terdepan. Salah satunya adalah Saint Loco, band yang mengawali karirnya di kancah rock tanah air pada tahun 2004 dengan debut album bertajuk Rock Upon A Time. Album ini menjadi awal langkah sukses Saint Loco mengenalkan dirinya ke publik dengan mengusung lagu-lagu berkekuatan hip-rock. Berbagai penghargaan berhasil mereka sabet diantaranya adalah; Best Rock Album versi Majalah Hai tahun 2005 dan Rock Best Of The Year Album versi I-Radio tahun 2005. Single "Microphone Anthem", yang menjadi unggulan mereka kala itu, berhasil mengejawantahkan Saint Loco sebagai penerus generasi musik rock Indonesia .

Di bulan September 2006, MTV mengganjar mereka dengan predikat MTV EXCLUSIVE ARTIST for SEPTEMBER. Album kedua mereka yang bertajuk Vision For Transition dirilis dibulan yang sama. Sebuah album yang menggambarkan progresi dari musikalitas keenam anak super kreatif; Iwan (gitaris), Gilbert (bassis), Nyonk (drummer), Tius (the spinner), Joe (vokalis) dan Berry (MC). Ini sebagai satu pegangan bahwa nama Saint Loco masih punya kekuatan untuk musik rock yang berkualitas.

Another Vision for Indonesia Rock Concept

Lewat album keduanya, Vision For Transition, Saint Loco menawarkan konsep musik yang lebih berani. Dari kulit albumnya (baca: cover) sudah terbaca keberanian Saint Loco dengan memberikan warna-warna berani dan penempatan yang terbilang tidak umum. Untuk isinya, rock yang dibawakan mereka kali ini lebih sing-a-long dibandingkan album sebelumnya meski tensi tonalitas rock mereka tetap tinggi. Dengarkan saja "Kedamaian", sebuah lagu mellow-rock yang menampilkan seorang vokalis bjorky-melankolis, Astrid. Lagu ini dibuka dengan dentingan piano dan dihantarkan dalam beat mid-tempo. Kekuatan lirik bilingual dan karakter vokal Joe dengan Astrid serta MC Berry menambah padu lagu yang menjadi single pertama album ini.


Penggarapan album Vision For Transition ini menempuh masa 7 bulan preproduction serta pengumpulan materi yang dimulai sekitar Agustus 2005 dan dilanjutkan dengan 3 bulan untuk recording dan 1 bulan mixing. Karena hampir seluruh lagu dalam album Vision For Transition dibuat di studio pribadi milik DJ Tius, Saint Loco kali ini merasa bisa lebih mengeksplorasi sound dan berkespresi sebebas mungkin. Dengar saja "Terapi Energi" dari track 2, sebuah lagu yang menampilkan totalitas bermain musik ala Saint Loco. ‘It’s the real Saint Loco’.

Mastering album Vision For Transition ini dikerjakan di sebuah studio bernama Euphonic Masters yang ada di Memphis , Tennese, Amerika Serikat. Ditangani langsung oleh Brad Blackwood, seorang insinyur tata suara kenamaan yang pernah menyabet 9 nominasi Grammy Award dan 6 nominasi Dove Award sejak tahun 1998.

Keberanian lainnya yang ditampilkan Saint Loco adalah permainan emosi lagu per lagu. Jika disimak dari awal runtutan lagu dalam album Vision For Transition ini, Anda akan dibawa banging your head lalu diselingi dengan fase exhaling berganti-gantian. Ini membuat fungsi pendengaran tidak terganggu dengan bunyi-bunyi yang pekak namun Anda akan dimanja untuk menikmati petualangan Vision For Transition ini dengan hati gembira. Mau contoh? Di track 5 kita akan disuguhi permainan kombinasi antara gitar akuistik dan crunch serta synth-string yang membuai yang hadir di lagu "Fallin". Beat middle di "Fallin" ini hadir sebagai penghantar untuk hentakan di track 6, "Get Up". Setelah lelah moshing dan jejingkrakan, track selanjutnya, "Centro", mengistirahatkan pendengaran dalam instrumentalia tembang passionate-electronica-sound sebelum dipecahkan lagi ditrack berikutnya, "Transition". Maka sayang sekali jika Anda menikmati album ini tidak utuh atau hanya satu atau dua lagu saja.

Why Vision For Transition Now?

Musik rock di Indonesia terus berkembang ke arah yang positif, thanks to Godbless! Dan Saint Loco melihat perkembangan ini sebagai motivator mereka untuk bisa berkreasi lebih. Trend musik rock dunia yang kini berkembang dengan memasukkan unsur Rap, Punk, New Wave serta electronica menjadi acuan Saint Loco untuk diterapkan dalam musik mereka. Dengar saja Vision For Transition yang kini lebih minimum aksi solo melodi gitar dan cenderung dominan lewat riff atau blocking gitar dan loop. Konsentrasi album ini pun dipusatkan di lagu yang lebih melodius dan reffrain yang catchy. "Musik metal telah berubah… ," tandas Saint Loco tegas.

Maka sambutlah salah satu ikon dari regenerasi musik rock tanah air, Saint Loco. Lewat Vision For Transition ini mereka kembali menghentak dan mencoba untuk menelusup kembali dan tampil berbeda dari yang sudah ada.

PROFILE BAND FOR REVENGE

0 comments

FOR REVENGE




 
Awal mula terbentuk band ini adalah pada bulan April 2006 dengan mengusung genre post hardcore/modern rock sejak pertama terbentuk sampai dengan sekarang telah silih berganti personil mulai dari Dede dan Adit (1st and 2nd bassist), Ai (1st vocal), Orock (1st guitarist), Salt - Danger Ranger/ Syubidubidapap (1st keyboardist), sampai dengan Adis - Deoxide (2nd guitarist).

Nama FOR REVENGE kala itu bermakna akan pelampiasan amarah atas setiap masalah yg terjadi di tiap kehidupan masing-masing personil, sehingga sampai sekarang pun telah menjadikan banyak inspirasi dari lagu2 mereka. FOR REVENGE juga sempat di riview beberapa Stasiun TV Lokal Bandung di antaranya PJTV dalam acara LOKAL LEBEL, dan juga STV dalam acara Ziggy Wiggy, dan interview dengan koran Pikiran Rakyat.

FOR REVENGE telah lama malang melintang di kancah panggung PENSI dan GIGS music indie sekitar Bandung, Panggung2 Jakarta, Bogor, Serang, Pandegelang, Jogjakarta, dan Surabaya juga pernah dijajaki mereka dalam acara STONED COLLEGE TOUR yg diadakan oleh radio streaming swasta Jakarta bersama LAST CHILD, THE TREES AND THE WILD, dan HIDDEN MESSAGE.
Keterangan
That’s good, indeed. Band yang mengusung genre post hardcore dan emo bernama For Revenge ini, mengajari kita bahwa mengapresiasi negara sendiri dapat dimulai dari hal yang kecil. Setuju, kan? Selain Boniex dan Abi, For Revenge juga terdiri dari Arief (Gitar), Agie (gitar), dan Cimot (drum). Setelah berganti-ganti personel sejak terbentuk pada tahun 2006, merekalah yang sekarang menjadi pasukan inti For Revenge dan siap menggebrak penonton pada setiap penampilannya.

Well, buat kamu yang suka sama genre yang mereka usung, mungkin udah enggak terlalu asing sama band yang satu ini. Mereka sudah banyak bermain di panggung umum dari Pandeglang hingga Surabaya, juga sudah sering wara-wiri di panggung pensi sekolah-sekolah menengah di Bandung. Aksi panggung mereka yang sangat atraktif dan energik juga menarik perhatian. Karena biasanya, penampilan mereka disambut tak kalah energik dari para penonton.



 
MUSIC FOR YOU © 2011 Designed by Maiahost Web Hosting introducing the cheapest CPanel Hosting on Fast, Non-Overloaded Shared and Semi-Dedicated Servers